Novel islami menjadi salah satu genre novel yang diminati oleh masyarakat di era sekarang ini. Membaca novel islami menjadi salah satu cara untuk mendapatkan ilmu agama. Selain pembaca mendapatkan ilmu agama, tak tertinggal pembaca dibuat tersenyum hingga menangis terharu karena dibalut dengan kisah yang menarik dan penuh makna.
Siapa sangka, kisah Mikraj Nabi Muhammad Saw. bisa menjadi novel yang memukau para pembaca. Novel tersebut dihadirkan oleh Harmen Rasyid dengan judul “Para Penghuni Langit”. Novel ini tak hanya bisa disebut sebagai novel islami tetapi juga sebagai novel edukatif. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil saat membaca novel ini. Pelajaran tersebut dikupas pada tulisan di bawah ini:
Membangun Keluarga dan Persahabatan yang Harmonis
Novel ini berkisah tentang keluarga yang dibangun oleh Rusli bersama istrinya, Rohana. Rusli sebagai tokoh utama memiliki tiga orang anak, Sarah, Nala, dan Kama. Keluarga ini selalu memegang teguh nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadikan keluarga Rusli sebagai keluarga yang tentram, harmonis, jauh dari kata pertengkaran.
Definisi keluarga harmonis dan bahagia bagi setiap orang tentu berbeda-beda. Harmen sebagai penulis membagikan kisah pada novel ini dengan berdasar pada keluarga islami yang dibangun atas dasar ketaatan kepada Allah Swt. Setiap orang tentu saja mencita-citakan keadaan yang demikian. Suatu pembelajaran berharga dari novel ini untuk kita semua yang akan membangun keluarga atau pun yang sudah berkeluarga.
Memiliki keluarga yang selalu hidup rukun adalah suatu anugerah dan nikmat dari Allah. Apalagi jika ditambah dengan memiliki sahabat yang mampu membuat diri dan keluarga tetap berada di jalan yang benar. Itu semua adalah rezeki yang tidak ternilai. Rusli sendiri memiliki sahabat bernama Noorman sedangkan Rohana memiliki dua sahabat yaitu Karina dan Sofia. Baik Rusli maupun Rohana dengan sahabatnya, mereka setiap kali bertemu tidak pernah segan untuk saling berbagi ilmu agama, salah satunya tentang perjalanan Mikraj Nabi Muhammad Saw. Contoh nyata dari ungkapan “jika bersahabat dengan penjual minyak wangi maka akan tertular harumnya”.
Belajar dari Para Penghuni Langit
Perjalanan Nabi Muhammad dalam menemui para penghuni langit menjadi bahasan utama pada novel ini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk bertemu dengan Allah Swt. disebut dengan Isra Mikraj. Dalam perjalanan Mikraj, Rasulullah melewati tujuh lapis langit dan bertemu dengan beberapa Nabi pilihan Allah. Ia harus melewati berlapis-lapis langit tersebut hingga akhirnya naik ke Sidhratul Muntaha dan berdialog dengan Allah Swt. hingga beliau menerima perintah shalat.
Kisah pertemuan Nabi Muhammad Saw. dengan para penghuni langit pada setiap lapisnya diceritakan oleh Harmen dalam bentuk dialog ringan kehidupan keluarga. Yang tak banyak orang tahu adalah pelajaran apa yang dapat diambil dalam setiap pertemuan itu. Harmen menceritakannya dengan detail hingga satu lapis langit dibahas dalam satu bab. Harmen juga mengungkap kisah para Nabi yang ditemui oleh Rasulullah, meliputi kisah sejak kecil hingga diangkat menjadi seorang Nabi dan alasan kenapa memilih Nabi tersebut untuk menghuni setiap lapisnya. Oleh karena itu, buku ini terdiri dari tujuh bab serta dilengkapi dengan prolog dan epiolog.
Harmen berhasil menyusun kata demi kata hingga tercipta kisah yang sangat menarik untuk dibaca. Bahasa yang digunakan juga ringan dan mengalir hingga tak terasa berada di ujung halaman. Novel ringan tapi syarat akan makna. Peristiwa Mikraj dan kisah para penghuni langit tentunya didasarkan pada Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya.
Belajar Memaknai Isi Al-Qur’an
Novel ini tidak hanya memberikan ilmu terkait peristiwa Mikraj Nabi Muhammad Saw. tetapi juga ilmu dalam memahami Al-Qur’an. Al-Qur’an begitu mudah untuk dipelajari. Tidak sesulit dan menyeramkan seperti yang dibayangkan. Lewat tokoh Mbak Kholisah, seorang guru ngaji dari Rohana dan sahabatnya, SoLit bisa merasakan kemudahan mempelajari isi Al-Qur’an. Seperti yang di sampaikan sebelumnya bahwa bahasa yang digunakan oleh Harmen dalam novel ini sangat mudah untuk dipahami terutama pada pembahasan mengenai isi Al-Qur’an.
Jika SoLit bertanya mengapa harus belajar memahami isi Al-Qur’an maka Harmen menjawabnya dalam buku ini. Bahwa dalam menjalankan agama atau perintah Allah agar pelaksanaannya lebih maksimal maka perlu untuk memahami makna di balik kata yang tertulis. Artinya perlu untuk belajar huruf demi huruf dalam A-Qur’an.
Harmen sangat lihai dalam menyisipkan pengetahuan baru, contohnya pada metode belajar memahami isi Al-Qur’an dengan mudah. Metode ini disisipkan saat Rohana belajar isi Al-Qur’an yang juga diikuti oleh sahabatnya. Untuk belajar memaknai isi Al-Qur’an tentunya perlu belajar dasarnya yaitu belajar bahasa Arab. Kata dalam bahasa Arab yang disebut kalimat terbagi menjadi tiga yaitu huruf, isim, dan fi’il. Untuk detail dari metode ini, bisa SoLit dapatkan saat membaca novel Para Penghuni Langit.
Sejatinya Belajar Ilmu Agama adalah Tugas Sepanjang Hayat
Tokoh Rusli yang digambarkan sebagai sosok yang haus akan belajar, setiap harinya gemar untuk berdiskusi dengan Noorman. Akan tetapi tidak hanya Rusli yang memiliki keinginan kuat untuk belajar, semua tokoh ternyata memiliki tekad yang sama. Mereka semua bukan lagi berada di usia muda tetapi semangat belajarnya tak pernah pudar. Dan tidak ada kata terlambat dalam belajar ilmu agama, tidak harus di usia muda, di usia senja pun bisa. Nabi Muhammad Saw. menyuruh kita untuk belajar dari buaian sampai liang kubur, artinya selama diri kita belum sampai ke liang kubur maka kita tidak boleh berhenti untuk terus belajar. Harmen menerapkan perintah Rasul tersebut dalam novel ini.
Belajar Al-Qur’an dan ilmu agama di zaman yang serba mudah ini, tidak perlu masuk madrasah atau mondok di pesantren. Cukup kita memanfaatkan teknologi yang ada. Seperti kisah Rohana yang mengikuti kursus belajar terjemahan Al-Qur’an via daring atau online. Rasa senang yang dirasakan oleh Rohana dan teman-teman kursusnya tentu kita rasakan juga, belajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, tidak perlu hadir menempuh jarak yang jauh sehingga tidak ada alasan lagi untuk berhenti belajar ilmu agama, bukan?
Rentetan perjalanan demi perjalanan yang dikisahkan setiap babnya memberikan ilmu yang sangat luar biasa. Selain yang disampaikan di atas, tentunya masih banyak pelajaran yang bisa SoLit ambil dari novel “Para Penghuni Langit” karya Harmen. Rasanya tak cukup bila dijelaskan satu persatu dalam tulisan ini. Peristiwa Mikraj yang dibalut dalam kisah Rusli, Rohana, dan para sahabatnya bisa menjadi teladan untuk kita semua. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Harmen lewat percakapan para tokoh patut untuk diketahui semua orang. Kini, sudah waktunya SoLit untuk belajar dan menerima pesan dari para penghuni langit tersebut.