Banyak orang yang berpendapat bahwa berbahasa Indonesia itu gampang. Berdalih tata bahasa yang sederhana dan kosakata yang relatif lebih sedikit dibandingkan bahasa Inggris, misalnya. Namun, bagaimana kenyataannya? Apakah kata yang selama ini dianggap benar itu memang murni benar? Atau karena suatu kata tersebut sering digunakan jadi dianggap benar? Apakah kamu salah satu oknum yang menggunakan kata yang salah itu?
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Sebagai bahasa pemersatu bangsa, bahasa Indonesia harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Apalagi dalam era globalisasi saat ini, tantangan penggunaan bahasa Indonesia yang benar semakin berat karena terpengaruh adanya bahasa asing. Oleh karena itu kita perlu tahu mana bahasa Indonesia yang baik dan benar, mana bahasa Indonesia yang tidak benar.
Bahasa Indonesia memiliki bentuk kata baku dan tidak baku. Kata baku adalah kata yang penggunaannya sudah sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa Indonesia yang telah ditentukan, dengan bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kebalikan dari kata baku, kata tidak baku adalah kata yang penggunaannya tidak sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang sudah ditentukan. Ketidakbakuan sebuah kata tidak hanya ditentukan dengan penusian yang tidak sesusai pedoman, tetapi juga bisa terjadi karena salah penulisan maupun pengucapan.
Contoh Kata Tidak Baku yang Beredar di Masyarakat
Ada banyak kata beredar di masyarakat yang penggunaannya salah, baik secara lisan maupun tulisan. Berikut ini, setidaknya ada 30 kata baku yang seharusnya digunakan oleh masyarakat.
- Antre bukan antri
- Apotek bukan apotik
- Akhirat bukan akherat
- Di mana bukan dimana
- Ubah bukan rubah
- Olahraga bukan olah raga
- Pencinta bukan pecinta
- Tepercaya bukan terpercaya
- Analisis bukan analisa
- Zaman bukan jaman
- Azan bukan adzan
- Anugerah bukan anugrah
- Bus bukan bisa
- Cokelat bukan coklat
- Efektivitas bukan efektifitas
- Kreativitas bukan kreatifitas
- Produktivitas bukan produktifitas
- Ekstrem bukan ekstrim
- Asas bukan azas
- Napas bukan nafas
- Berembus bukan berhembus
- Isap bukan hisap
- Imbau bukan himbau
- Berpikir bukan berfikir
- Bertanggung jawab bukan bertanggungjawab
- Hipotesis bukan hipotesa
- Ustaz bukan ustadz
- Utang bukan hutang
- Subjek bukan subyek
- Objek bukan obyek
Masih banyak kata lain yang masih salah beredar di masyarakat. Akan tetapi dengan beberapa yang disebutkan di atas, semoga pembenarannya membuat kita bisa menentukan mana yang baku dan tidak.
Bukankah masa depan bahasa Indonesia ada pada kita, anak muda penutur aslinya? Oleh karena itu, yuk, biasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Kalau kata Uda Ivan Lanin: Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing.