Tepat tanggal 8 November 2021, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) resmi memilih Kota Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia. Jakarta masuk sebagai salah satu dari 49 kota lainnya di dunia yang tergabung dalam Jaringan Kota Kreatif Dunia (UNESCO’s Creative City Network) tahun 2021. Pemilihan Jakarta sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang terpilih ini diumumkan melalui laman resmi UNESCO, unesco.org.
Lantas, kenapa UNESCO memilih Jakarta untuk menjadi Kota Sastra Dunia? Simak jawabannya di bawah, yuk!
Sumber: destinasijakarta.com
Fakta Kota Sastra UNESCO
Program Kota Sastra atau dalam bahasa Inggrisnya, yaitu City of Literature, UNESCO adalah bagian yang lebih luas dari Creative City Network yang diluncurkan pada tahun 2004. Saat ini, Creative City Network terdiri dari 246 kota kreatif UNESCO secara global. Anggotanya diambil dari lebih dari 72 negara dan mencakup tujuh bidang kreatif, seperti Kerajinan & Seni Rakyat (Crafts & Folk Art), Desain (Design), Film, Gastronomi (Gastronomy), Sastra (Literature), Musik (Music), dan Seni Media (Media Arts). Network ini lahir dari inisiatif Aliansi Global untuk Keanekaragaman Budaya UNESCO atau disebut dengan UNESCO’s Global Alliance for Cultural Diversity, yang mana dibentuk pada tahun 2002.
Kontribusi dalam Hal Literasi
Jakarta terpilih karena memiliki sejarah panjang dalam kontribusinya pada bidang literasi, sejak periode kerajaan, kolonial, awal kemerdekaan, hingga sekarang. Hal ini karena Jakarta adalah tempat munculnya literasi pertama kali di Indonesia, seperti penerbit pertama Balai Pustaka, koran pertama, bahkan Ikatan Penulis Indonesia (IKAPI) juga didirikan di Jakarta. Kalau jasa menulis buku, apa juga pertama kali ada di Jakarta, ya? Selain itu, dalam laman citiesoflit.com, tertulis bahwa Jakarta adalah rumah bagi lebih dari seribu penerbit. Tak hanya itu, penobatan Perpusnas Indonesia sebagai perpustakaan tertinggi di dunia juga berada di Jakarta.
Dari sejarahnya hingga kini, Jakarta mampu menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan literasi. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan jika Jakarta dapat dipilih menjadi Kota Sastra Dunia. Itulah kenapa UNESCO menganggap bahwa Jakarta memiliki potensi besar untuk meningkatkan dan mengembangkan sastra serta literasi di masa yang akan datang.
Harapan ke Depan
Pemilihan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia disambut baik oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam suatu kesempatan wawancara, Anies mengatakan bahwa dia bangga atas terpilihnya Jakarta oleh UNESCO. Meski jauh dari kata sempurna, tetapi Anies berharap bahwa dengan pemilihan ini dapat mendorong semangat Indonesia, khususnya Jakarta, untuk terus meningkatkan aspek literasi dan manusianya.
Sumber: sintiaastarina.com
Andai saja pembangunan infrastruktur di Indonesia berjalan lancar dan merata maka akan muncul Kota Sastra Dunia dari penjuru lain di Indonesia. Pasti akan ada wilayah-wilayah atau kota yang akan terpilih. Bayangin saja kalau pembangunan terus berkelanjutan, lalu fasilitas-fasilitas yang ada semakin mencukupi kebutuhan masyarakatnya, hasilnya kualitas masyarakat juga semakin meningkat.
Nah, itulah tiga hal terkait dipilihnya Kota Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia yang tentunya ada alasan di balik pemilihannya. Apabila kita terus memaksimalkan apa yang ingin dicapai, dengan tekad kuat, niat tulus, dan usaha yang besar, kita akan dengan mudah menggapainya.
Apalagi kalau kamu memiliki impian menjadi seorang penulis hebat, dengan berbekal ilmu yang banyak, baik itu diperoleh melalui belajar dari buku ataupun mengikuti e-course kepenulisan, dan jika giat berlatih, kamu pasti bisa menjadi penulis yang profesional.