Sumber: pexels.com
“Pandemi Covid-19”
Aduh! kata ini rasa-rasanya sudah menjadi alergi buat kita. Capek banget kan rasanya setiap hari mendengar dan membaca kata ini? Kata yang memiliki dampak dahsyat untuk apa pun yang ada di muka bumi, termasuk sektor industri penerbitan buku.
Lalu, bagaimana sih cara industri penerbitan bukubisa survive agar tetap eksis pada masa pandemi ini? Yuk,simak ulasan berikut ini!
Jangan Lewatkan Online Marketing!
Sistem penjualan online rasanya sudah menjadi temanakrab kita pada masa pandemi ini. Apa pun bisa kita jual ataupun beli dengan sistem ini. Tentu saja penerbit buku tidak boleh ketinggalan ikut memakai sistem yang sudah menjadi tren ini.
Lalu, bagaimana caranya?
Mudah sekali. Penerbit buku hanya perlu memanfaatkan website, aplikasi khusus milik penerbit, atau bisa juga menggunakan aplikasi online marketplace yang sudah menjamur di mana-mana, seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan sebagainya. Akan tetapi, jangan asal jualanjuga! Gelontorkan promosi-promosi yang dapat memikatminat para pembeli. Berikan diskon atau terapkan syarat pembelian yang memberikan keuntungan bagi calon pembeli. Kita pasti tahu kalau pembeli itu suka dengandiskon-diskon. Jadi, jangan lewatkan cara satu ini, ya!
Nah, pasti sangat mudah bukan untuk menerapkancara satu ini? Tinggal pencet-pencet handphone, kitasudah bisa menjual dengan mudah!
Jasa Menulis Buku yang Menjanjikan
Kita juga enggak boleh lupa dengan sosok penulis.Bagaimanapun, penulis punya andil besar loh untuk menaikkan pendapatan penerbit buku. Namun, jangansalah juga! Meski sedang pandemi, masih banyak lohpenulis yang enggak sempat menggarap bukunya danakhirnya naskah mangkrak begitu saja. Dalam hal ini, penerbit buku harus pintar memanfaatkan momen sepertiini. Bagaimana cara mengatasinya?
Mula-mula, penerbit bisa menawarkan jasa menulisbuku kepada calon penulis. Ingat ya, jasa ini hanya bisaditawarkan apabila penerbit sudah melakukan kerja samadengan beberapa ghostwriter.
Apa? Penulis hantu?
Bukan itu maksudnya. Ghostwriter adalah sosokpenulis yang akan menjadi tangan kanan seorang klien(narasumber) untuk menyusun buku klien karena ialahyang nantinya akan mengeksekusi calon buku klien. Dengan begitu, klien cukup duduk manis dan memberikandata-data terkait calon bukunya.
Akan tetapi, kita tidak boleh lupa kalau klien juga manusia biasa dan pasti ada banyak maunya. Kalau darisegi kepenulisan, pasti klien punya style dan karakteristikyang ingin ditonjolkan. Penerbit yang punya banyak relasi dengan ghostwriter akan memberikan daya tarik sendiriuntuk calon klien. Anggaplah penulis adalah pembeli, pembeli akan lebih suka dengan banyak opsi barang daripada yang monoton itu-itu saja. Yaps! Hal itu juga yang akan terjadi pada klien ketika penerbit mampumemberi menawarkan banyak opsi. Jadi, penerbit buku harus mulai melirik cara satu ini agar tidak sampai gulung tikar!
Nah, itulah dua cara jitu yang dapat dimanfaatkan oleh industri penerbit buku agar tetap survive dalammenghadapi masa pandemi ini. Sangat menarik dan mudah, ‘kan? Jika kamu adalah salah satu orang yang bergerak di industri penerbitan buku maka cobalah cara-cara tadi agar perusahaan penerbitan bukumu tetap kokohmelewati masa pandemi ini.