Majas metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata yang bukan makna sebenarnya, tetapi berupa kiasan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Majas metafora sering kita temui dalam karya sastra atau fiksi yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan makna tertentu dengan menggunakan penekanan pada kesan yang ditimbulkan.
Secara singkat, majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda, tetapi memiliki sifat yang hampir sama. Berikut ini beberapa contoh penggunaan majas metafora dalam kehidupan sehari-hari.
- Dia sudah tiga tahun bertindak sebagai tangan kanan
Dalam kalimat di atas, kata tangan kanan adalah kiasan yang berarti orang yang dipercaya oleh pimpinannya untuk menangani sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan dan pimpinannya.
- Kakak menjadi kutu buku di kelasnya karena suka membaca buku.
Istilah kutu buku dalam kalimat di atas bukan bermakna hewan kutu dalam buku, melainkan istilah atau sebutan untuk orang yang gemar membaca buku.
- Indonesia dihebohkan dengan bertambahnya tikus berdasi yang terciduk melakukan operasi tangkap tangan.
Tikus berdasi dalam kalimat di atas bermakna orang yang korupsi atau koruptor.
- Dia menjadi anak emas di kelas karena memiliki segudang prestasi.
Kalimat di atas memiliki dua majas metafora, yaitu istilah anak emas dan segudang prestasi. Anak emas dalam kalimat di atas memiliki makna anak kesayangan, sedangkan segudang prestasi bermakna bahwa anak tersebut memiliki banyak prestasi.
Itulah pengertian dan beberapa contoh penggunaan majas metafora. Fungsi dari majas metafora sendiri adalah untuk memberikan kesenangan dengan daya imajinatif yang tinggi pada sebuah karya dan memberikan kesan puitis sehingga karya lebih menarik.
Tak hanya digunakan untuk karya sastra saja, tetapi majas ini juga bisa digunakan untuk karya non-sastra yang tentu dalam penggunaannya tidak berlebihan. Yuk, coba buat kalimat-kalimat yang mengandung majas metafora!