Sumber: shutterstock.com

 

Menulis bukanlah sebuah proses yang semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai salah satu aktivitas yang butuh kreativitas tinggi, tidak sedikit orang yang mengalami kendala internal maupun eksternal sepanjang proses menulis. Apabila tidak diantisipasi sejak awal dan tidak dicarikan solusi ketika sudah terjadi, kendala tersebut sangat berpotensi menyebabkan kegagalan dalam proses menulis.

Contoh kendala yang paling sering dialami oleh penulis, misalnya stuck di tengah proses menulis karena “kehabisan” ide. Penulis yang belum punya solusi untuk mengatasi kendala ini bisa jadi merasa tertekan hingga akhirnya tulisan yang dibuat berhenti di tengah jalan tanpa diselesaikan. Alhasil, dia merasa sedih karena merasa sudah gagal dalam menulis.

Jika kamu termasuk penulis yang tengah risau karena munculnya perasaan gagal selama menulis, janganlah gundah gulana. Berikut ada beberapa tips yang dapat kamu coba untuk membesarkan hati ketika belum berhasil dalam proses menulis.

Memaknai Kegagalan sebagai Bagian dari Proses

Banyak kata motivasi yang pada intinya, “kegagalan bukanlah akhir dari segalanya”, tetapi belum semua orang mau dan mampu menjadikan kalimat tersebut sebagai afirmasi positif bagi diri sendiri. Dalam konteks kepenulisan, kegagalan bisa beragam wujudnya. Gagal menyelesaikan naskah karena terputus di tengah jalan, gagal menerbitkan naskah karena selalu ditolak penerbit mayor, gagal memasarkan buku karena tidak tahu triknya, dan masih banyak lainnya.

Tidak apa-apa jika merasa sedih karena mengalami kegagalan dalam menulis. Namun, perlu ditegaskan kepada diri sendiri bahwa kegagalan itu adalah bagian dari proses, bukan merupakan hasil. Dari kegagalan tersebut, bisa diambil pelajaran agar lebih baik dalam menulis ke depannya.

 

Mengevaluasi Penyebab Kegagalan

Ketika mengalami kegagalan saat menulis, satu hal paling utama yang harus dipecahkan adalah mencari tahu penyebab kegagalan tersebut. Untuk apa? Untuk menemukan solusinya dan mencegah agar tidak terjadi kegagalan yang sama di masa mendatang. Lakukan evaluasi dan introspeksi sumber permasalahan yang menjadi akar kegagalan.

Misalnya, saat naskah berhenti di tengah jalan karena habis ide, evaluasilah apakah penyebabnya karena outline belum matang atau mungkin karena referensinya sedikit sehingga kekurangan ide. Fokuslah untuk menemukan penyebab yang paling akar sehingga dapat disolusikan secara lebih tuntas.

 

Mem-planning agar Kegagalan Serupa Tidak Terjadi

Setelah tahu penyebab kegagalan, sikap yang harus diambil selanjutnya adalah membuat planning agar kegagalan serupa tidak terulang kembali. Jadikan kegagalan menulismu yang pertama sebagai pembelajaran.

Misalnya, ketika kamu sudah menemukan bahwa akar sebab kegagalanmu menulis adalah karena outline tidak matang maka pikirkan planning yang paling tepat diambil untuk tulisanmu selanjutnya. Mungkin bisa dengan ikut e-course kepenulisan untuk menambah ilmu tentang metode menyusun outline. Bisa juga dengan mencari teknik menulis lain yang bisa menguatkan outline agar tidak sampai stuck di tengah jalan.

 

Mencari Support System yang Mendukung Produktivitas Menulis

Percaya tidak percaya, support system itu penting juga dalam proses menulis. Support system yang tepat bisa memberikanmu motivasi dan ilmu yang lebih banyak untuk menuntaskan tulisan. Support system bisa berasal dari orang-orang terdekat, teman yang sehobi, komunitas kepenulisan, bahkan guru atau mentor.

Kamu juga bisa berkonsultasi dengan para penulis profesional, seperti penyedia jasa menulis buku atau mentor kepenulisan untuk sekadar sharing ilmu tentang menulis. Dengan banyak-banyak diskusi, kamu bisa membuka pikiran lebih luas dan menemukan perspektif baru untuk mengembangkan tulisan. Alhasil, potensi kegagalan saat menulis pun bisa diminimalisasi karena kamu sudah punya support system yang kuat dari berbagai kalangan.

Sumber: pixabay.com

Itulah beberapa sikap yang dapat sebaiknya dilakukan ketika mengalami kegagalan dalam menulis. Alih-alih terlarut dalam perasaan gloomy hingga malas bangkit, lebih baik berpikir ke depan untuk perbaikan agar tidak mengalami lagi kegagalan yang sama. Yuk, semangat lagi menulisnya!

Leave a Reply