Konsep self-healing belakangan ini semakin masif digaungkan sebagai bentuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap isu kesehatan mental. Secara sederhana, self-healing dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk menyembuhkan luka batin yang secara emosional mengganggu.
Nah, bagi kamu yang tengah berjuang untuk self-healing atau sekadar ingin mencari eskapisme dari kesuntukan aktivitas sehari-hari, beberapa rekomendasi buku berikut bisa coba kamu baca. Simak, yuk!
Sebatang Kara Karya Lisa Mandira (2021)
Sumber: Dokumen Litera Mediatama
Trauma masa kecil meninggalkan bekas yang tak mudah disembuhkan karena butuh upaya keras untuk berdamai dengan kejadian buruk di masa lampau. Lisa Mandira menyampaikan pesan untuk berdamai dengan diri sendiri melalui bukunya yang berjudul Sebatang Kara.
Buku ini unik karena mengemas isu kesehatan mental dalam bentuk menyerupai fiksi melalui tokoh bernama Kara. Melalui buku ini, kamu akan diajak mengikuti kisah masa kecil Kara yang penuh lika-liku. Oh, ya! Jangan lupa siapkan tisu sebelum membacanya karena beberapa fase hidup Kara cukup bikin terharu. Tambahan ilustrasi painting juga semakin menambah feel untuk masuk dalam cerita.
The Things You Can See Only When You Slow Down Karya Haemin Sunim (2012)
Di dunia yang serba sat set was wes ini, mau tidak mau kita harus mengikuti arusnya agar dapat bertahan. Namun, terbawa kesibukan dunia yang tiada habisnya tentu membuat kita lelah. Poin inilah yang disampaikan Haemin Sunim dalam buku The Things You Can See When You Slow Down.
Buku yang dipersembahkan oleh penulis asal Korea Selatan ini bisa menjadi teman healing terbaikmu. Haemin Sunim tidak memberikan petuah kehidupan dengan cara yang menggurui, melainkan menyampaikan introspeksi dalam bentuk kalimat analogi yang indah. Psst! Dalam buku ini juga disajikan ilustrasi yang luar biasa indah, lho! Cocok untuk teman self-healing-mu.
Memaafkan yang Tak Termaafkan Karya Arifah Handayani (2020)
Sumber: Dokumen Litera Mediatama
Memaafkan bukanlah perkara mudah, entah itu memaafkan orang lain, terlebih memaafkan diri sendiri. Arifah Handayani dalam buku Memaafkan yang Tak Termaafkan, menyampaikan bahwa untuk memaafkan diri sendiri, kita harus bisa berdamai dengan segala perasaan tidak menyenangkan yang berkecamuk.
Buku yang diterbitkan pertama kali oleh penerbit buku Malang ini tepat dijadikan sobat untuk menemani self-healing-mu. Ungkapan bermetafora yang dipilih penulis untuk menyajikan gagasannya akan membuatmu masuk lebih dalam ke topik bahasan. Terangkum dalam 24 bab, bersama buku ini kamu akan diajak mengenal diri dan mengikhlaskan dilema masa lalu.
Man’s Searching for Meaning Karya Viktor E. Frankl (1946)
Sumber: Goodreads
Hampir setiap yang menggiati dunia psikologi telah membaca buku ini. Sedemikian dahsyatnya karya Viktor E. Frankl satu ini hingga terjual lebih dari 16 juta eksemplar di seluruh dunia. Man’s Searching for Meaning yang menceritakan kisah penulis saat di kamp pengasingan Nazi ini akan membantumu menemukan kembali makna dan hakikat kehidupan.
Bagi kamu yang mungkin mulai merasa hilang harapan karena banyaknya peristiwa yang terjadi di luar ekspektasi, buku ini bisa menjadi obat agar kamu tetap menerima semuanya dengan lapang dada. Kamu juga akan diajak merefleksi sembari memaknai kembali hal-hal kecil dalam hidup untuk tetap disyukuri.
The Lucky Zone Karya Pam Sumarta (2021)
Sumber: Dokumen Litera Mediatama
Mengapa manusia masih kerap mengalami permasalahan batin, seperti merasa sangat menderita, gagal bahagia, menyimpan dendam, dan sebagainya? Pam Sumarta mengajak pembaca menelaah lebih jauh rangkaian emosi tersebut melalui buku The Lucky Zone.
Self-healing terbaik adalah yang paling mendekakan kita kepada Allah SWT karena sejatinya, segala sesuatu yang terjadi di hidup ini berkat kuasa-Nya. Buku yang dirilis oleh penerbit buku Litera Mediatama ini akan mengajakmu membangun harapan agar selalu menjadi manusia yang beruntung dengan mendekatkan diri kepada-Nya.
Itulah beberapa buku yang bisa menjadi teman self-healing terbaikmu. Semoga ada pelajaran berharga yang dapat dipetik untuk mengevaluasi diri agar lebih baik ke depannya.