Mungkin yang selama ini sering kita dengar adalah body shaming, tapi ternyata ada juga yang disebut dengan book shaming. Ini adalah kebiasaan yang terkadang dilakukan, tetapi tidak disadari. Padahal dampaknya sangat negatif pada seseorang dan harus segera dihentikan. Entah mungkin Anda pernah melakukannya secara tidak sengaja atau bahkan diperlakukan seperti itu oleh orang lain.
Mengenal Book Shaming
Kondisi ketika ada seseorang yang membuat orang lain menjadi tidak percaya diri dengan buku yang dibacanya atau selera buku mereka. Tentu ada banyak hal yang mungkin dilakukan, entah hanya sebuah opini atau bahkan judgement terhadap buku favoritnya. Misalnya saja, tiba-tiba ada seseorang yang mengatakan, “Udah tua masih baca komik aja.” Dia mengucapkannya mungkin bercanda atau hanya sekadar menyampaikan opininya, tetapi ternyata hal tersebut membuat Anda menjadi tidak percaya diri, itulah book shaming.
Termasuk juga pemikiran yang menganggap bahwa novel dewasa atau buku filsafat lebih baik dibandingkan novel teenlit atau jenis buku bacaan ringan lainnya. Padahal tentu saja apa pun itu adalah sebuah karya yang harus dihargai, begitu juga dengan orang yang menyukai karya tersebut. Kita tidak boleh merendahkan selera orang lain dan merasa bahwa buku yang dibaca lebih keren, lebih baik, dan lebih segalanya.
Book Shaming Harus Dihentikan
Setiap orang tentu memiliki selera bacaannya masing-masing yang tidak boleh kita kritik karena itu adalah pilihan. Sama dengan pilihan Anda yang lebih suka pada genre buku tertentu dibandingkan buku yang lain. Maka menghargai selera atau pilihan bacaan masing-masing orang adalah hal yang mulai harus ditumbuhkan dengan baik untuk menjaga tidak ada yang sampai merasa sakit hati atau tersinggung.
Seseorang yang kemudian merasa tidak percaya diri karena book shaming kemudian bisa merasa tidak nyaman saat membaca. Mereka juga bisa saja membeli atau membaca buku yang sebenarnya tidak disukai hanya demi mengikuti tren atau perkataan orang lain. Tentu hal ini bukanlah sesuatu yang benar untuk dilakukan karena setiap orang punya hak yang sama untuk membaca buku yang memang disukainya.
Menyukai satu jenis atau genre buku bukan berarti jenis yang lain tidak baik hanya saja ada perbedaan selera bacaan. Maka memupuk kebiasaan untuk saling menghargai dan mungkin bertukar informasi akan membantu untuk menghindari membuat orang lain tersinggung atau bahkan tidak percaya diri karena perkataan yang tidak benar. Maka book shaming ini harus benar-benar dihindari karena efeknya begitu negatif untuk orang lain.