Semakin maju zaman, semakin tinggi pula tantangan para penulis, apalagi di era digital seperti ini. Penulis harus bisa menciptakan gaya penulisan baru agar bisa mengikuti selera pasar. Salah satu yang bisa dilakukan penulis adalah dengan menulis menggunakan teknik story telling.
Seperti apa teknik story telling dalam menulis itu? Simak berikut ini, ya!
Sumber: pexels.com
Gaya Bahasa Ringan
Mungkin banyak dari kita yang lebih sering menulis dengan menggunakan bahasa ilmiah populer. Misalnya, ketika menulis sebuah artikel ilmiah. Namun, bagaimana jadinya bila teknik menulis kita ubah dengan teknik story telling, yang notabene bisa jauh lebih luwes dan ringan ketimbang ilmiah?
Tentu bisa saja dilakukan, apalagi jika kamu bekerja sebagai seorang penulis buku Malang, misalnya. Kamu harus lebih bisa menarik pembaca dengan gaya bahasa dan kalimat yang tidak membosankan. Pada umumnya, pembaca lebih menyukai artikel ringan terutama dengan gaya bercerita.
Jenis dan Bentuk Tulisan
Tulisan-tulisan yang menggunakan teknik story telling adalah tulisan artikel non-ilmiah (artikel yang ada di blog), buku-buku cerita, dan lainnya. Biasanya, dalam buku cerita, tulisan akan diawali dengan tahap perkenalan, baik itu terhadap seorang tokoh atau peristiwa. Pekenalan ini akan membantu pembaca untuk mengenali siapa dan bagaimana awal cerita. Ya, seperti ketika kita bertemu orang baru, hal yang pertama dilakukan adalah memperkenalkan diri.
Setelah perkenalan, akan timbul konflik hingga penyelesaian, solusi, atau penutup. Mengapa harus ada penutup atau solusi? Agar pembaca bisa mengambil nilai positif atau hikmah dari cerita yang kamu sampaikan. Hindari buat cerita yang punya konflik, tetapi tanpa solusi.
Sumber: pexels.com
Paparkan dengan Detail
Story telling adalah teknik bercerita yang mirip dengan mendongeng, tetapi bedanya kali ini dalam bentuk tulisan. Jika menggunakan teknik ini, kamu harus menggunakan kosakata yang tepat dan tentunya menarik. Teknik story telling bisa digunakan ketika kita menyampaikan sebuah peristiwa atau menceritakan seseorang.
Dengan begitu, isi bisa lebih ringan sehingga tulisan tidak monoton. Misal, ketika ingin menyampaikan bahwa ada perempuan cantik maka ceritakan secara detail bagaimana kecantikannya dari sudut pandang tertentu. Pembaca pun akan membayangkan betapa cantik perempuan itu berkat pemaparan detailmu.
Itulah beberapa hal terkait story telling. Kini kamu sudah tahu, kan? Tertarik menulis buku cerita? Kenapa tidak? Kalau kamu sering berlatih menulis dengan teknik ini, lambat laun kamu akan terbiasa dan mahir dalam menulis menggunakan teknik story telling. Kamu bisa mulai dengan membaca buku-buku cerita yang sudah banyak beredar, seperti yang diterbitkan penerbit buku Malang, misalnya.
Selamat mencoba!