Kata-kata adalah salah satu unsur terpenting di dalam proses menulis. Untuk menuliskan sesuatu, baik itu buku, tabloid, surat kabar, atau hanya sekadar menulis status di media sosial pasti kita membutuhkan kata-kata yang tepat. Memilih kata yang akan digunakan dalam sebuah penulisan tidak bisa sembarangan. Ada beberapa kata yang boleh digunakan dan ada pula kata-kata yang dilarang untuk digunakan dalam kepenulisan, terutama kata-kata yang mengandung unsur SARA. Nah, untuk menghindari kesalahan penggunaan kata-kata tersebut maka seorang penulis harus pandai-pandai dalam merangkai kata-kata.
Musuh terbesar bagi seorang penulis, terutama penulis pemula adalah merangkai kata-kata. Merangkai kata-kata juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit writer’s block menyerang seorang penulis. Merangkai kata-kata sering dianggap sebagai hal yang paling sulit di dalam proses menulis. Kalau sudah begitu, biasanya penulis pemula akan menyerah begitu saja. Padahal ketika kita mengalami kebuntuan dalam merangkai kata, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Apa saja sih cara dalam merangkai kata-kata tersebut?
Budayakan untuk gemar membaca
Pasti kita pernah mendengar pepatah “buku adalah jendela dunia”. Nah, pepatah itu merupakan ‘perintah’ untuk penulis agar gemar membaca. Mengapa? Tidak hanya penulis, ketika kita sudah menanamkan kecintaannya pada kegiatan membaca maka secara tidak langsung kita akan menyerap berbagai pengetahuan. Wawasan kita akan bertambah seiring seringnya kita membaca. Ketika wawasan kita bertambah, hal ini akan mempermudah kita dalam merangkai kata-kata karena bisa jadi wawasan yang didapat bukan hanya tentang topik yang sedang kita baca akan tetapi dapat berupa wawasan berupa kosakata baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
Menulis itu harus cinta dengan bahasa dulu
Memang, tidak semua penulis memiliki background pembelajaran bahasa yang cukup kuat. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita ingin memulai menulis seharusnya diawali dengan rasa cinta pada bahasa. Ketika kita ada rasa benci pada bahasa, entah itu bahasa Indonesia maupun bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Mandarin, dan sebagainya, kita akan semakin kesulitan dalam proses menulis. Ketika kita sudah memiliki rasa cinta pada bahasa, untuk mempelajarinya lebih dalam tidak akan ada rasa beban. Kita seolah-olah enjoy dalam mempelajari bahasa termasuk mempelajari kosakata baru. Dengan begitu, ilmu-ilmu bahasa yang belum pernah kita dapat terutama terkait penggunaan diksi dan keberagaman kosakata akan lebih mudah diserap oleh otak kita. Kita akan lebih memahami ilmu yang kita dapatkan.
Belajarlah untuk memadupadankan kata
Setelah kedua tahap di atas dilakukan, langkah yang berikutnya adalah cobalah belajar untuk memadupadankan kata dalam sebuah kalimat. Sudah banyak nih kosakata yang kita dapat dari kegiatan membaca dan pembelajaran bahasa, setelah itu agar kosakata ini tidak hilang dimakan memori alias lupa atau hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikit pun di otak kita, kita harus belajar untuk memadupadankan kosakata-kosakata tersebut di dalam sebuah kalimat. Selain kemampuan kebahasaan kita akan diuji di sini, kemampuan berpikir logis juga akan diuji. Otak akan berpikir apakah kalimat ini cocok jika dimasukkan kata ini, letak kata ini sebaiknya ditaruh di mana, dan sebagainya. Ketika otak sudah mulai bekerja seperti itu, kita harus benar-benar mencoba untuk menata kosakata tersebut di dalam sebuah kalimat. Kalau sudah berhasil, kita harus meng-upgrade skill atau kemampuan kita. Kalau menata kosakata di dalam sebuah kalimat saja sudah berhasil, kita harus berani untuk menata beberapa kalimat ini menjadi satu paragraf yang padu.
Nah, kalau ketiga tahap benar-benar dilakukan oleh para penulis terutama penulis pemula tentunya tidak akan ada lagi keluhan mengenai sulitnya merangkai kata-kata. Ilmu apa pun yang ada di dunia ini tidak ada yang sulit. Selama kita mau belajar dan berusaha, semua ilmu akan terasa mudah termasuk ilmu dalam merangkai kata-kata. Mungkin awalnya terlihat sulit karena kita belum mencobanya. Akan tetapi, ketika kita ‘memaksakan’ diri kita untuk mencoba, segala kesulitan akan berubah.