Pasti di antara kita sering merasa tidak percaya diri dengan tulisan yang telah kita buat. Terlebih lagi bagi seseorang yang belum pernah membuat sebuah tulisan dan baru pertama kali terjun di dunia kepenulisan. Untuk membuat sebuah karya saja terutama bagi kita yang newbie sama halnya seperti mencari jarum di tumpukan jerami, sulit sekali. Untuk memunculkan ide yang akan ditulis saja membutuhkan waktu hampir satu hari bahkan tak jarang ada yang membutuhkan waktu hingga beberapa tahun lamanya. Apalagi untuk memunculkan rasa percaya diri terhadap apa yang kita tulis. Mungkin sampai karya kita diterbitkan pun kita akan merasa tidak percaya diri.
Rasa tidak percaya diri terhadap apa yang kita tulis sebenarnya sah sah saja. Tidak ada yang salah dengan perasaan tersebut. Wajar kok kalau kita merasa tidak percaya diri dengan apa yang kita tulis apalagi ketika kita tahu bahwa di dunia kepenulisan itu sudah ada beberapa penulis tersohor seperti Tere Liye, Asma Nadia, Andrea Hirata, dan penulis lainnya yang cukup membuat kita insecure.
Eits, tunggu dulu. Kita tidak boleh insecure dengan para pesohor. Justru kita harus memotivasi diri kita, gimana sih biar aku seperti mereka? Ilmu-ilmu dari mereka seharusnya dapat dijadikan pelajaran untuk diri kita agar kita bisa seperti mereka, bahkan melebihi mereka terutama dalam hal meningkatkan rasa percaya diri. Ketika para pesohor memiliki tingkatan percaya diri pada batas ‘bukuku harus laris 1000 eksemplar’ maka kita harus terpacu juga untuk meningkatkan rasa percaya diri kita lebih dari para pesohor.
Bagaimana caranya agar kita percaya diri dengan tulisan yang telah kita buat?
Ketika kita telah membuat tulisan yang menarik untuk para pembaca tapi masih merasa bahwa tulisan kita ini bukan tulisan yang terbaik menurut kita, berarti itu adalah satu contoh rasa tidak percaya diri sedang bersarang dalam diri kita. Kita harus membuangnya jauh-jauh. Kita harus keluar dari kungkungan. Ketika kita merasa bahwa tulisan kita sudah menarik untuk para pembaca, percayalah! Percayalah bahwa tulisan kita memang benar-benar dapat memikat hati para pembaca. Kalau masih merasa tidak percaya diri, cobalah ikuti beberapa tips berikut.
Jangan pernah membandingkan diri kita dengan orang lain.
Di dalam ilmu psikologi, ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain itu akan membuat kita semakin tidak percaya diri. Apalagi membandingkannya dengan seseorang yang bertolak belakang dengan kita. Bukannya kita terpacu untuk menggapai keberhasilan atau kesuksesan, kita akan semakin insecure. Ini semua karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang tidak dapat dijadikan patokan sebuah kesuksesan. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik kita tonjolkan kelebihan kita. Ketika kita memiliki kelebihan untuk menulis sebuah karya fiksi dengan tema cinta-cintaan, buatlah. Jangan terpaku dengan karya orang lain.
Perluas link pertemanan.
Kenapa sih kita harus memperluas link pertemanan kita? Untuk apa? Eh, memperluas link pertemanan untuk sebuah tulisan itu bisa berpengaruh lo. Dengan banyaknya teman yang kita miliki, dapat dipastikan kita akan mendengarkan berbagai macam cerita dari mereka. Ketika ada salah satu dari sekian banyaknya cerita, kita dapat menjadikannya sebagai tulisan kita agar dapat menginspirasi banyak orang apalagi ketika cerita tersebut mengandung pesan yang bermanfaat untuk para pembaca.
Jangan pernah mengembangbiakkan pikiran-pikiran negatif dalam diri.
Ketika pikiran-pikiran negatif ini terus bersarang dalam otak dan kita biarkan berkembang biak di sana, kita tidak akan bisa meningkatkan rasa percaya diri kita. Cobalah untuk melawan sekuat tenaga pikiran-pikiran negatif dalam diri kita. Abaikan perkataan orang lain yang berusaha untuk menjatuhkan tulisan kita. Tanamkanlah dalam diri kita bahwa kita bisa membuat tulisan yang bermanfaat dan disukai oleh para pembaca. Dengan begitu, tingkat rasa percaya diri kita akan bertambah.
Ingatlah! Populasi masyarakat di Indonesia sangat banyak. Ketika kita ingin menulis tentang pola asuh anak yang sebenarnya menurut kita itu baik kemudian terdapat 10 orang yang menentang pola asuh kita, kita masih memiliki 100 orang bahkan lebih calon orang tua yang masih kebingungan dalam menentukan pola asuh yang baik untuk anak. Siapa tahu dari 100 orang tersebut mereka lebih memilih menggunakan pola asuh kita. Tanpa kita sadari, kita dapat membantu orang lain hanya dengan berbagi ilmu yang kita miliki. Oleh karena itu, jangan pernah merasa tidak percaya diri apalagi merendahkan diri sendiri.