Jika dunia fiksi fantasi punya J.R.R. Tolkiens sebagai legenda, fiksi ilmiah punya H.G. Wells sebagai maestronya. Sosok dengan nama lahir Herbert George Wells ini bahkan dijuluki sebagai Father of Science Fiction berkat kemahirannya dalam melahirkan fiksi ilmiah fenomenal. 

Berbagai karyanya berupa novel, cerpen, hingga kritik sosial telah diterjemahkan dalam banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Dari sekian karya tersebut, berikut lima fiksi ilmiah epik yang ditulis oleh H.G. Wells. 

 

The Invisible Man (1897)

Sumber: Amazon.com

Buku yang berkisah tentang teror dari seorang ilmuwan tak kasat mata ini sudah diadaptasi menjadi film layar lebar pada tahun 2020 oleh Universal Pictures. Karya ini sendiri dipublikasikan oleh H.G. Wells pada tahun 1897. Wow, sudah lama sekali, ya! Meski demikian, karya dengan ide kisah yang “gila” ini masih tetap fenomenal eksistensinya dalam konstelasi kesusastraan klasik. Buku ini pun sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia, jadi kamu bisa memilih hendak menikmati karya original dalam bahasa Inggris atau yang sudah dialihbahasakan.

 

The Time Machine (1895)

Sumber: Amazon.in

The Time Machine merupakan karya autentik yang mengangkat nama H.G. Wells menjadi sastrawan spesialis fiksi ilmiah paling berpengaruh. Buku ini diterbitkan pada tahun 1895 dan menjadi karya perdana H.G. Wells dengan kisah tentang perjalanan waktu seorang penjelajah pemberani. Buku ini pun menyita banyak atensi publik karena menawarkan pengalaman fiksi yang spektakuler dengan memadukan unsur sastra dan ilmiah, termasuk menampilkan gambaran bumi di masa depan yang “diterawang” H.G. Wells. Dan benar saja, apa yang disampaikan H.G. Wells dalam 100 tahun silam itu benar terjadi di masa kini. Menakjubkan sekaligus mengerikan! 

 

The War of the Worlds (1897)

Sumber: Amazon.com

Tidak hanya mengambil tema perjalanan waktu, imajinasi luar biasa H.G. Wells juga berhasil menciptakan universe di mana bumi diinvasi oleh alien. Kaum Martian adalah umat yang menghuni Planet Mars hingga kaum ini menyerbu Bumi, tepatnya daerah Amerika Serikat. Begitulah premis utama cerita dalam The War of the Worlds, meskipun terkesan biasa saja, ternyata dampak invasi Kaum Martian tersebut menyebabkan kekacauan luar biasa bagi penduduk bumi.

 

The Island of Doctor Moreau (1896)

Sumber: Amazon.com

Karya H.G. Wells yang diterbitkan pertama kali pada 1896 ini menceritakan tentang seorang ilmuwan obsesif dan manipulatif. Ilmuwan tersebut bahkan melakukan berbagai pembedahan hewan untuk meneliti tentang evolusi. Karya ini juga sudah diadaptasi menjadi film pada tahun 1996 yang disutradarai oleh John Frankenheimer. H.G. Wells sekali lagi menunjukkan kepiawaiannya dalam meracik topik ilmiah menjadi novel misteri yang mampu memikat pembaca pada era setelahnya.

 

The World Set Free (1914)

Sumber: Wikipedia

The World Set Free menjadi bentuk manifestasi pemikiran H.G. Wells dalam merespons kondisi Perang Dunia I yang mulai berkecamuk. Novel ini mengangkat topik tentang adanya senjata dengan kekuatan tak terkendali yang dapat merusak peradaban manusia. Wells menggunakan fenomena radioaktif dan pelepasan energi sebagai dasar novel ini. Adapun novel yang terbit pada 1914 ini merupakan buku terakhir dari serial A Prophetic Trilogy.

 

H.G. Wells merupakan satu dari sekian sosok jenius di dunia yang mampu mengombinasikan kecerdasan ilmiahnya dalam balutan sastra yang epik. Saat ini pun sudah cukup banyak karya sastra fiksi ilmiah, baik yang dihasilkan oleh penulis sendiri maupun dengan bantuan jasa ghostwriter

Ada kalanya orang memiliki gagasan spektakuler untuk dijadikan karya, tetapi bingung harus bagaimana menuliskannya. Inilah peran besar ghostwriter Malang dan kota-kota lain untuk membantu mereka menuangkan ide luar biasanya. Siapa tahu suatu saat karya tersebut juga bisa menjadi fenomenal layaknya tulisan-tulisan H.G. Wells.

Leave a Reply

Shopping cart

0
image/svg+xml

No products in the cart.