Saat ini, kamu bisa menemukan buku berbagai genre dengan mudah di mana saja. Orang-orang bisa berburu pengetahuan dan sudut pandang melalui buku dengan bebas. Para penulis pun bisa menuangkan pendapatnya ke dalam sebuah buku dengan nyaman dan aman. 

Namun, tahukah kamu kalau kebebasan ini tidak bisa didapatkan di masa lalu? Bahkan ada penulis-penulis yang karyanya ditarik dari peredaran karena ada pihak yang menganggapnya menyimpang. Wah, siapa saja, ya, penulis yang sempat menjadi kontroversi pada masanya? Yuk, simak!

 

Pramoedya Ananta Toer – Tetralogi Buru

Siapa yang tidak kenal nama Pramoedya Ananta Toer. Puluhan bukunya dicekal dan dilarang beredar karena ketajaman kritik sosialnya. Sastrawan legendaris Indonesia ini ternyata pernah diasingkan di Pulau Buru karena dianggap menentang pemerintah saat itu. Di balik jeruji besi, ternyata Pramoedya tetap berkarya dengan menulis sebuah tetralogi, yakni novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Bahkan novelnya yang berjudul Bumi Manusia dan Perburuan telah diangkat menjadi film layar lebar. 

Sumber: cnnindonesia.com

 

George Orwell – 1984

Pada tahun 1950-an, novel distopia karya George Orwell ini pernah dilarang beredar karena sudut pandangnya yang antikomunis dan satir. Siapa pun di zaman itu dilarang membaca buku ini, bahkan orang-orang yang memiliki salinan buku ini akan dijebloskan ke penjara. Sekarang, buku ini sudah bebas beredar, bahkan menjadi best seller di beberapa negara. 

Sumber: kompasiana.com

 

Christanto Wibisono – Wawancara Imajiner dengan Bung Karno

Buku yang terbit pada tahun 1977 ini dicekal satu tahun setelahnya oleh Kejaksaan Agung. Dalam buku ini, Christanto Wibisono menciptakan Soekarno imajiner yang sedang memaparkan opini-opininya terhadap situasi yang dihadapi Indonesia saat itu. Pada tahun 2012, versi revisi buku ini dicetak ulang dan bebas beredar untuk mengingatkan para pemimpin belajar dari kejadian di masa lalu. 

Sumber: tempo.com

 

  1. Frank Baum – The Wonderful Wizard of Oz

Ternyata, buku anak-anak juga bisa dicekal, lho! Buku klasik yang menjadi salah satu pelopor dongeng anak ini terbit pada tahun 1900 dan dicekal pada tahun 1957. Tokoh utama anak perempuan dan adanya penyihir baik membuat buku ini dilarang beredar karena takut anak-anak tertarik dengan dunia sihir. Akan tetapi jangan khawatir, sekarang buku ini sudah ditarik larangan beredarnya dan telah sukses diadaptasi menjadi film.

Sumber: themoviedatabase.org

 

Mohammad Hatta – Demokrasi Kita

Menjadi seorang proklamator Republik Indonesia tidak menjamin karyanya boleh beredar di tengah masyarakat. Buktinya, Mohammad Hatta, dengan bukunya yang berjudul Demokrasi Kita pernah dicekal dan bukunya dilarang beredar oleh penguasa militer pada tahun 1960. Pasalnya, bukunya berisi tentang kritik mengenai cara kepemimpinan Soekarno, rekannya sesama proklamator, yang dinilai otoriter.

Sumber: tribunnews.com

 

Hidup di era seperti ini mungkin menjadi suatu keberuntungan tersendiri sebab siapa pun bisa dengan bebas membaca apa saja yang mereka mau. Para penulis juga memiliki kebebasan menuliskan ide-idenya dan membaginya kepada masyarakat. Ini berarti siapa saja bisa menjadi seorang penulis, termasuk kamu. Kamu bebas menuangkan ide-idemu menjadi sebuah tulisan. Melalui bekerja sama dengan perusahaan yang menawarkan jasa menulis buku, kamu bisa membuat bukumu sendiri, yang tentunya berisi ide dan pikiranmu.

Menjadi penulis memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Kamu bisa mengikuti pelatihan-pelatihan kepenulisan, seperti Book Writing Camp untuk memfasilitasimu menulis sebuah buku. Yuk, manfaatkan zaman kebebasan membaca dan menulis ini dengan berkarya sebanyak-banyaknya!

Bagikan Ke:
Leave a Reply

Shopping cart

0
image/svg+xml

No products in the cart.

Continue Shopping