Setelah kita mengetahui bahwa literasi masyarakat Indonesia menduduki peringkat terbawah di dunia, sebagai warga Indonesia seharusnya kita malu dengan predikat tersebut. Kita semakin terlihat sebagai negara yang mundur karena memiliki warga negara dengan kualitas membacanya yang buruk terutama dalam hal menerima informasi yang sering kali ditelan mentah-mentah oleh masyarakat Indonesia.

Tahukah kalian kalau literasi itu tidak hanya bisa dilakukan melalui buku?

Ya, benar sekali. Zaman sekarang, literasi tidak hanya bisa dilakukan melalui buku loh. Bagi orang yang tidak senang membaca buku apalagi buku yang jumlah halamannya sangat banyak, sudah dapat dipastikan kalau membaca buku akan membosankan. Bisa-bisa belum tamat membaca buku, kita akan tertidur pulas hehehe.

Lalu, kalau tidak melalui buku bagaimana caranya? Kita tetap bisa berlliterasi melalui internet. Kok internet? Apa kita membaca status teman kita di sosial media? Apa itu bisa dikatakan sebagai literasi? Eits, bukan seperti itu juga maksudnya. Literasi melalui internet bisa kita lakukan dalam sosial media, tapi bukan dengan cara baca status milik teman.

Literasi yang dilakukan di sosial media dapat dilakukan dalam aplikasi Instagram salah satunya. Literasi tidak melulu soal membaca kisah atau cerita-cerita pendek, literasi juga bisa dengan membaca informasi yang kita peroleh seperti informasi mengenai resep masakan, informasi mengenai pembelajaran bahasa baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, dan masih banyak lagi.

Bagaimana caranya? Caranya sangat mudah. Ketika kita membuka aplikasi Instagram, kita jangan membuka akun-akun gosip yang berisi informasi-informasi tidak bermanfaat. Tetapi kita harus membuka dan mengikuti akun-akun yang bermanfaat, misalnya ingin mencari informasi mengenai pembelajaran bahasa Indonesia yang membahas tentang kosakata baku dan tidak baku. Kita cari saja akunnya melalui tagar (hastag). Secara otomatis, beberapa foto dari beberapa akun yang menautkan tagar yang kita cari akan muncul di sana.

Selain itu, kita juga bisa menggunakan Instagram atau sosial media lainnya sebagai sarana untuk update buku-buku keluaran terbaru. Bagaimana caranya? Kita bisa mengikuti akun salah satu penulis ternama atau penulis kesukaan kita, misal saja Andrea Hirata. Kita harus sering-sering menengok akun tersebut untuk memperoleh informasi terbaru mengenai si penulis. Apakah penulis tersebut dalam waktu dekat akan meluncurkan karya terbarunya, apakah beliau tengah sibuk mempersiapkan salah satu karyanya untuk dijadikan sebuah film, dan sebagainya. Kita tentunya tidak akan ketinggalan informasi mengenai penulis-penulis Indonesia dan akan dianggap sebagai seseorang yang sangat up to date mengenai informasi kepenulisan. Bisa jadi kita akan dijadikan “Google berjalan” oleh teman-teman kita karena mengetahui buku apa saja yang hendak dirilis dalam waktu dekat, film apa yang akan tayang di bioskop, dan sebagainya.

Nah, ini adalah bagian yang paling penting. Kita bisa . bergabung dengan komunitas kepenulisan melalui InstagramKok bisa? Ya bisa. Komunitas kepenulisan tidak hanya berisi tentang diskusi-diskusi atau bedah buku yang dilakukan secara daring saja, komunitas kepenulisan ini bisa berupa pelatihan secara daring yang dilakukan oleh salah satu instansi penerbitan buku. Biasanya, mereka akan membuka kelas pelatihan berbayar untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal positif. Selain itu, ada juga komunitas kepenulisan yang sengaja membuat kompetisi menulis melalui Instagram. Ya mereka berharap agar seluruh masyarakat dapat ikut andil dalam kegiatan-kegiatan tersebut karena sosial media sekarang baik Instagram, TikTok, Facebook, dan sebagainya telah dijangkau oleh ratusan jiwa penduduk di Indonesia dari berbagai kalangan umur.

Leave a Reply

Shopping cart

0
image/svg+xml

No products in the cart.